Minggu, 20 November 2016

Biografi Imam Syafi’i, Sang Pendiri Madzhab Syafi’i

Profil Singkat Imam Syafi’i

Nama lengkap beliau ; Abu Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Muttalibi Al-Qurashi
Gelar kehormatan ; Imam Quraish, Nashirul Hadits, Al-Imam Al-Mujaddid, Alimul Ashr, dan Faqihul Millah
Tempat lahir beliau ; Gaza, Palestina.
Tanggal lahir beliau ; tahun 767 M / 150 H.
Beliau Wafat ; Pada akhir malam Rajab tahun 820 M / 204 H.
Tempat wafat beliau ; Kota Kairo, Mesir.
Paham/ Aliran Islam beliau ; Ahlussunnah Wal Jamaah
Ayah beliau ; Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muttalib bin Abdu Manaf.
Ibu beliau ; Fatimah binti Abdullah Al-Uzdiyah.
Putra beliau ; Abu Utsman dan Abul Hasan
Putri beliau ; Fatimah dan Zainab

Nasab dari pihak ayah beliau (Imam Syafi’i).

Nama ayah beliau adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi` bin Sa`ib bin Abid bin Abu Yazid bin Hisyam bin Muthalib bin Abdu Manaf bin Qusayyi bin Kilab bin Murrah, dan nasab beliau (Imam Syafi’i) bertemu dengan Baginda Rasulullah SAW. yakni pada Abdu Manaf bin Qusayyi.

Nasab dari pihak Ibu Imam Syafi’i.

Ibnunya bernama Fatimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui Hasyimiyah melahirkan keturunan terkecuali itu adalah Imam Ali bin Abi Thalib dan Imam Syafi`i.

Kelahiran Beliau (Imam Syafi`i).

Imam Syafi’i dilahirkan bertepatan dengan wafatnya Imam Abu Hanifah yakni pada tahun 150 H. Beliau dilahirkan di desa Ghazzah, Asqalan. Pada waktu usia beliau mencapai 2 tahun, ibunya tersebut mengajak untuk pindah ke Hijaz dimana sebagian besar dari penduduknya itu berasal dari Yaman, ibu Imam Syafi’i sendiri berasal dari suku Azdiyah. Kemudian keduanya itu menetap di sana. Namun, pada saat usia beliau sudah mencapai 10 tahun, ibu beliau kemudian mengajak pindah menuju kota Makkah, karena ibunya khawatir akan melupakan nasabnya tersebut.

Pendidikan dari Imam Syafi`i.

sejak kecil Imam Syafi`i hidup didalam kemiskinan, pada saat beliau diserahkan (masuk) ke bangku pendidikan, para pendidik (guru) tidak memperoleh gaji (upah) serta mereka para guru tersebut hanya terbatas pada pengajaran saja. Namun, setiap kali guru tersebut mengajarkan ilmunya pada para murid, terlihat jelas Imam Syafi`i yang masih kecil dengan ketajaman akal dan pikiran yang dimiliki beliau, yang mampu menangkap seluruh perkataan/ ucapan yang dilontarkan serta berbagai penjelasan dari gurunya.
Setiap kali gurunya tersebut berdiri untuk pulang (meninggalkan tempatnya), maka Imam Syafi`i si kecil itu mengajarkan kembali apa yang telah dia dengar serta dia pahami kepada seluruh murid-murid yang lain, sehingga apa yang telah dilakukan oleh Imam Syafi`i tersebut acap kali mendapatkan upah dari para temen-temennya (murid-murid yang lain). Ketika usia beliau menginjak ke 7 tahun, ternyata Imam Syafi`i sudah berhasil menghafal al-Qur`an dengan sangat baik.
Beliau (Imam Syafi`i) mengisahkan bahwa ; {” Saat kami lagi menghatamkan (menghafalkan) ayat Al-Qur`an serta memasuki masjid, kami duduk langsung di majlis para ulama. Kami berhasil menghafalkan beberapa hadits serta beberapa masalah Fiqih. Ketika itu, rumah kami berada di Makkah. Serta Kondisi kehidupan kami sangatlah miskin, dimana kami tidak mempunyai uang yang hanya untuk membeli sebuah kertas, Namun kami mengambil (mengumpulkan) tulang-tulang sehingga kami bisa gunakan untuk menulis “}
Ketika beliau menginjak usia yang ke 13 tahun, beliau juga sering memperdengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur`an kepada umat Muslim yang lagi berada di Masjid Al-Haram itu, beliau mempunyai suara yang sangat merdu. Pada suatu ketika Imam Hakim menceritakan perihal hadits dari riwayat Bahr bin Nashr, bahwa ia berkata ; {” Jika kami berkeinginan untuk menangis, maka kami pun mengucapkan (menyuruh) kepada teman kami “Pergilah kalian kepada Imam Syafi`i !” jika kami telah sampai dihadapannya (Imam Syafi’i), beliau memulai membuka serta membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an sehingga para manusia yang ada di sekitarnya akan banyak yang berjatuhan di hadapan beliau lantaran saking kerasnya mereka menangis. (sungguh) Kami terkagum-kagum dengan suatu keindahan dan kemerduan suara Imam Syafi’i, sedemikian tinggi beliau tersebut memahami dan mengkaji Al-Qur`an sehingga akan sangat berkesan bagi siapa saja para pendengarnya “}

Keistimewaan dari Imam Syafi`i.

1. Keluasan ilmu pengetahuan yang dimiliki beliau didalam bidang sastra serta nasab, yang sejajar dengan Al-Hakam bin Abdul Muthalib, dimana Baginda Rasulullah SAW. telah bersabda ; {” Sesungguhnya Keturunan dari (Bani) Hasyim serta keturunan dari (Bani) Muthalib itu (pada) hakekatnya ialah satu “} (HR. Ibnu Majah)
2. Kekuatan Imam Syafi’i didalam menghafalkan Al-Qur`an serta kedalaman pemahamannya yakni antara yang wajib dan sunnah, serta perihal kecerdasannya terhadap seluruh disiplin ilmu yang beliau miliki, yang tidak seluruh manusia bisa melakukannya.
3. Kedalaman ilmu mengenai Sunnah, beliau bisa membedakan antara yang Sunnah, yang shahih dan yang dha`if. Dan ketinggian dari ilmunya Imam Syafi’i dalam bidang ushul fiqih, maushul, mursal, serta juga perbedaan antara lafadl yang khusus dan yang umum.
4. Imam Ahmad bin Hambal yang berkata bahwa ; Para ahli hadits yang dipakai oleh Imam Abu Hanifah tersebut tidak diperdebatkan sehingga kami pun bertemu dengan beliau (Imam Syafi`i). Kemudian beliau adalah manusia yang paling memahami kitab-kitab Allah SWT. beserta Sunnah baginda Rasulullah SAW. dan juga sangatlah peduli terhadap hadits beliau.
5. Karabisy 2 (Karabisy dinisbatkan pada profesi dari penjual pakaian, yang bernama ‘Husain bin Ali bin Yazid’.) yang mengucapkan bahwasanya ; Imam Syafi`i merupakan rahmat bagi seluruh umat Nabi Muhammad SAW.
6. Abu Dubais bin Ali al-Qashbani juga berkata bahwa ; Kami pernah bersama Ahmad bin Hambal di sebuah Masjid Jami` yang berada di kota Baghdad, dimana Masjid Jami’ tersebut dibangun oleh Al-Manshur, Yang selanjutnya kami pun datang untuk menemui Karabisy, lalu kemudian kami pun bertanya ; Bagaimana menurutmu mengenai Imam Syafi`i itu ? kemudian dia pun menjawab ; Sebagaimana apa yang telah kami ucapkan bahwasanya beliau memulai dengan Kitab suci (Al-Qur`an), Sunnah, dan juga ijma` dari para alim ulama`. Kami adalah orang-orang yang terdahulu sebelum beliau (Imam Syafi’i) tidak mengetahui apa itu Al-Qur`an serta Sunnahnya, sehingga (pada sekarang) kami mendengar dari Imam Syafii mengenai apa itu Al-Qur`an, dan Sunnah serta ijma`. Humaidi berkata juga bahwa ; Pada suatu ketika kami berkeinginan mengadakan suatu perdebatan dengan para kelompok rasionalis dan kami tidak mengetahuinya (bagaimana cara mengalahkannya). Lalu kemudian Imam Syafi`i tersebut datang kepada kami, sehingga kami pun bisa memenangkan tentang perdebatan tersebut. Imam Ahmad bin Hambal juga berkata bawha ; Kami (sama sekali) tidak pernah melihat seseorang yang lebih cerdas dan pandapai dalam bidang faqih (fiqih) terhadap Al-Qur`an daripada pemuda quraisy ini (Muhammad bin Idris al-Syafi`i/ Imam Syafi’i).
7. Ibnu Rahawaih pernah ditanya ; Menurut pendapatmu, bagaimana mengenai Imam Syafii yang bisa menguasai Al-Qur`an dalam usianya yang masih sangat relatif muda ? Kemudian dia menjawab bahwa : Allah SWT. telah mempercepat akal dan pikirannya karena usianya yang pendek.
8. Rabi` mengatakan ; Kami pernah duduk bersama beliau di Majelisnya tersebut setelah itu beliau meninggal dunia di Basir, secara tiba-tiba datanglah kepada kami oarang-orang A`rabi (badui) tersebut. dan Dia mengucapkan salam, kemudian dia bertanya: Dimanakah matahri dan bulan majleis ini (Imam Syafi’i) ? kemudian kami pun mejawab: Dia (Imam Syafi’i) telah wafat. Kemudian serontak dia pun menangis, lalu berdoa ; Semoga Allah SWT. memncurahkan rahmat dan ampunan bagi seluruh dosanya. Sungguh beliau (Imam Syafi’i) telah membuka hujjahnya yang selama ini sangat tertutup, telah merubah wajah dari orang-orang yang telah ingkar serta juga telah membuka kedok mereka, dan pula telah membuka bagi pintu kebodohan disertai penjelasannya, tidak beberapa lama kemudian orang badui tersebut langsung pergi.

Kitab-kitab hasil Karya dari Imam Syafi`i.

1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah)
2. Al-Risalah al-Jadidah.
3. Ikhtilaf al-Hadits.
4. Ibthal al-Istihsan.
5. Ahkam al-Qur`an.
6. Bayadh al-Fardh.
7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi.
8. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
9. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
10. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
11. Fadha`il al-Quraisy
12. Kitab al-Umm
13. Kitab al-Sunan

Wafatnya beliau (Imam Syafi`i).

Beliau (Imam Syafi`i) menderita penyakit ambeien di akhir hidupnya, sehingga berakibat beliau wafat di negara Mesir pada malam Jum`at yakni sesudah shalat Maghrib, di hari terakhir pada bulan Rajab. Beliau pun di makamkan di Hari Jum`at yaitu pada tahun 204 H. yang bertepatan pada tahun 819/820 M. makamnya beliau (Imam Syafi’i) berada di kota Kairo, Mesir, di dekat sebuah masjid Yazar, sebuah masjid yang berada didalam lingkungan perumahan bernama Imam Syafi`i.
Semoga kita mendapatkan dan memetik manfaat dibalik kisah Imam Syafi’i ini, Amin !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar